PERKEMBANGAN MASYARAKAT MASA DEPAN, TANTANGAN DAN ANTISIPASINYA
A. Menurut Para Ahli
W. Wager dan Gerald Feinberg, dan futuris ini yakin bahwa manusia dengan memanfaatkan intelegensi kolektif mereka dapat mengatasi ancaman masa depan. Kedua futuris ini memiliki pandangan yang utopis mengenai masa depan. Berbeda dengan pandangan John Platt yang berpendapat bahwa dunia masa depan begitu berbahaya, di sana sini diwarnai rasa keprihatinan. Pandangan yang terakhir ini bersifat distopia (Shane, 19730 dalam Miarso , 19840. terlepas apakah masa depan nantinya bersifat utopia atau distopia masa depan akan diwarnai oleh berbagai kecenderungan perubahan. Di satu pihak kecenderungan tersebut dapat membawa kemaslahatan umat manusia, dilai pihak kecenderungan itu berdampak negatif, oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan adalah kemana arah kecenderungan perubahan masa depan itu dan bagaimana mengantisipasi dampak negatif dari kecenderungan perubahan tersebut.
B. Kecenderungan Perkembangan Iptek Dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Masa Depan.
Potensi ilmu pengetahuan dan teknologi demikian mencoloknya. Selama abad kedua puluh, ilmu pengetahuan telah meloncat kedepan. Faktor yang berpengaruh atas keadaan ini karena menurut dugaan 90 % ahli ilmu pengetahuan dan penemuan – penemuan dalam sejarah umat manusia hidup pada zaman ini. Riset dan pembaharuan dilembagakan, demikian pula modal orang yang bekerja di bidang IPTEK, merupakan faktor pendukung lonjakan perkembangan IPTEK (Faure, 1972).
Hal yang menarik disamping kuantitas poenemuan dan intesitasnya adalah jarak antara penemuan prinsip – prinsip ilmiah dengan aplikasi dan penyebaraannya semakin pendek. Sebagai contoh pada tahun 1727 ditemukan prinsip – prinsip dasar pemotretan. Kurang lebih 112 tahun jarak antara penemuan prinsip ilmiah dengan aplikasinya. Sementara hatere solar prinsip ilmiahnya ditemukan tahun 1953, aplikasinya tahun 1955, sehingga hanya membutuhkan waktu 2 tahun.
Para penelitia masa depan telah mencoba menginventarisasi perkembangan IPTEK masa depan. Menurutnya IPTEK masa depan,
a. Perkembangan energi fisika tinggi, inovasi dan aplikasi lanjuut cahaya laser.
b. Pemurnian terus – menerus pada bidang sibernetika – bidang proses kontrol sistem – sistem mekanik, biologi dan elektronik.
c. Perubahan penting dalam kualitas dan penggunaan media massa.
d. Sukses besar dalam manipulasi ringan dan restorasi lingkungan.
e. Peningkaatan pemakaian computer.
f. Memperkenalkan super – konduktor.
g. Kerja sama internasional dalam perdagangan dan tukar menukar teknologi (Shane, 1973 dalam Kusuma, 1982).
Berbagai bidang IPTEK akan maju terus. Perlembagaan elektronika akan berkembang kearah psikoelektronika dan bio elektronik. Robot – robot akan menggantikan tenaga manusia, sehingga menju kearah pabrik tanpa buruh. Bioteknologi, geno teknologi dan ekoteknologi akan memegang peranan penting dalam masyarakat masa depan.
Teknologi telah mengakselerasi perubahan (Tofler, 1970 dalam sri Koendiyatinah, 1987). Banyak aspek kehidupan yang berubah karena Perkembangan lain, teknologi transformasi, komunikasi dan infromasi. Dalam bidang transformasi, selama berabad – abad manusia mengadakan pejalanan dengan jalan kaki. Sekitar 6000 tahun sebelum Masehi angkutan yang paling cepat adalah unta dengan kecepatan 8 mil perjam, tahun 1600 SM dengan kereta kuda meningkat 20 mil perjam, lokomotif ditemukan tahun 1925 baru mencapai kecepatan 13 mil perjam. Sementara tahun 1938 manusia mengudara dengan kecepatan 400 mil perjam dan tahun 1960 dengan roket, kecepatan mencapai 4800 mil perjam. Dan kini astronot mengedari bumi dengan kecepatan 18.000 mil perjam atau 40. 000 km perjam (Faure, 1972 ; Toffler,, 1970).
Revolusi teknologi komunikasi membaut jarak bukan merupakan hambatan bagi manusia dalam berkomunikasi. Sejak digunakannnya burung merpati sebagai alat komunikasi dapat menerobos hambatan, jarak, lebih – lebih setelah ditemukan telpon tahun 1820. jarak sama sekali bukan masalah lagi. Dengan teknologi faximile, kita tidak lagi mendengar pesan – pesan komunikasi, tetapi dapat membaca pesan – pesan komunikasi, melalui satelit komunikasi, teknologi komunikasi telah diperluas karena mampu mengatasi penggunaan kabel. Akibatnya kkomunikasi antar negara semakin dipermudah, bahkan melalui satelit komunikasi proses komunikasi dapat dilakukan secara massal. seminar internasional dapat berlangsung tanpa kehadiran peserta dalam satu gedung, melainkan cukup di negara masing – masing. Walaupun begitu, di Indonesia keadaanya lain.
Di bidang transfortasi komputer dapat menggantikan polisi untuk mengawasi lalu lintas. Bahkan dapat menggantikan sopir untuk mengendarai mobil, pesawat terbang. Pendek kata, teknologi komputer dapat menggantikan manusia dalam pekerjaan rutin hingga pekerjaan yang kompleks yang sulit untuk dikerjakan manusia. Kemajuan teknologi kesehatan berpengaruh sekali terhadap mutu kesehatan masyarakat. Di Indonesia, kematian bayi berangsur – angsur menurun. Pada tahun 1990 menurun menjadi 63/1000 kelahiran lain, angka harapan hidup meningkat dari 45,7 tahun 1967 dan tahun 1990 menjadi 61,5 (pidana pertanggungjawaban Presiden di depan MPR. 1 Maret 1993).
C. Tantangan-Tantangan Masyarakat Masa Depan
1. Perubahan Global
Pada tahun tahun 1989 The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) menerbitkan hasil simposium yang diadakan di Parisdalam bentuk buku yang diberi judul One World or Several. Dalam buku tersebut menyebutkan tujuh masalah besar yang dihadapi manusia masa depan. Ketujuh masalah itu ialah
a. Reactivasidunia secara menyeluruh.
b. Globalisasi versus regionalisasi.
c. Pengembangan sumber daya menusia dan pengelolaan pemerintah.
d. Development contract
e. Perlu didorikan regiun energi internasional mengjadapi perubahan lingkungan yang semakin destruktif.
f. Migrasi internasional.
g. Memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara agraris (Amin Rais dalam Tuhuleley,1993). Sedangkan negara-negara miskin dihadapkan dengan 3 jenis “buldoser” yang dapat melindas habis negara-negara agraris, yakni 1). Revolusi bioteknologi, 2). Berbagai imperative ekonomi yang merugikan petani, 3). Kerusakan lingkungan yang semakin parah.
2. Perubahan tata kehidupan
Akselerasi perubahan masyarakat yang begitu cepat di masa depan, menimbulkan tata kehidupan manusia. Alvin Toffler (1970) menyebutkan tata kehidupan manusia masa depan itu mencakup (1) masyarakat yang serba membuang,(2) kkaum nomad baru, (3) insan modular (Toffler, 1970 dalam Koesdiyatinah ,1987).
Masyarakat yang serba membuang menggambarkan sikap hidup masyarakat terhadap benda. Senang berganti-ganti barang. Hal ini akibat stimulasi produk yang selalu membanjiri masyarakat dengan desain yang up to date. Sementara nomad baru mencerminkan mobilitas penduduk. Perpindahan pekerjaan dan lalu lalangnya manusia akibat mutasi pekerjaan dan tempat kerja. Akibatnya seseorang juga selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Sedangkan insan modular menggambarkan hubungan sesama manusia mengarah pada sebatas hubungan fungsional.
3. Kependudukan Dan Ketenagakerjaaan
Pertambahan penduduk, merupakan tantangan bagi masyarakat masa depan. Di negara-negara industri maju, pertambahan penduduk 1 % bahkan beberpa negara mendekati 0%, sehingga tahun 2025 jumlah penduduk dinegara ini sekitar 1,4 milyar. Sedang di negara-negara berkembang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 6,8 milyar. (Brundland,1987 dalam Sumantri, 1988). Sementara itu di Indonesia pada tahun 2020 jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dan tahun 2050 menjapai 350 juta jiwa. Rata-rat pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sekitar 1,8% pertahun.
Akibat pertumbuhan penduduk ini dapat memunculkan masalah-masalah sosial, misalnya pengangguran, lihat Tabel 1. Persentasr tenaga terdidik Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja, ilmu-ilmu sosial 58,02%, ilmu-ilmu kesehatan2,39%, ilmu-ilmu pertanian 9,84%, ilmu pendidikan 15,37%, teknologi 6,99%, ilmu pasti alam 1,6% dan lain-lain 5,79%.(Depnaker,1987 dalam ibrahim,1993). Fenomena ini tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk yang tidak berimbang dengan daya serap lapangan kerja.
Akibat pertumbuhan penduduk ini dapat memunculkan masalah-masalah sosial, misalnya pengangguran, lihat Tabel 1. Persentasr tenaga terdidik Indonesia yang tidak terserap oleh lapangan kerja, ilmu-ilmu sosial 58,02%, ilmu-ilmu kesehatan2,39%, ilmu-ilmu pertanian 9,84%, ilmu pendidikan 15,37%, teknologi 6,99%, ilmu pasti alam 1,6% dan lain-lain 5,79%.(Depnaker,1987 dalam ibrahim,1993). Fenomena ini tidak terlepas dari pertumbuhan penduduk yang tidak berimbang dengan daya serap lapangan kerja.
4. Perubahan Lingkungan hidup.
Masyarakat masa depan akan dihadapkan pada masalah lingkungan hidup. Beberapa perubahan lingkungan di masa depan meliputi:
a. Bertambahnya jumlah penduduk di bumi
b. Krisis air bersih untuk keperluan penduduk dan industry.
c. Makin luasnya tanah krisis.
d. Berkurangnya luas hutan.
e. Musnahnya berbagai plasma nutfah di darat dan di air karena ekosistem.
f. Rusaknya berbagi ekosistem di laut akibat pengurasan hasil laut pencemaran di sungai.
g. Makin luasnya padang pasir.
h. Meningkatnya suhu bumi akibatefek rumah kaca.
i. Makin meningkatnya hujan asam
j. Jurang ekonomi antara negara miskin dan negara maju makin lebar.
D. Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan
Kesimpulan yang tepat untuk menyatakan masyarakat masa depan adalah masyarakat yang sedang berubah. Tak ada waktu untuk menunda perubahan itu apalagi menolaknya. Dan pula perubahan itu tidak hanya dalam satu atau dua fase kehidupan melainkan menyeluruh, bersifat global. Tidak satupun yang tersentuh oleh perubahan.Mengahadapi perubahan masa depan, perlu antisipasi secar tetat. Antisipasi dimaksudkan agar masyarakat masa depan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Dapat menghindari dampak negatif dari perubahan, bahkan menciptakan perubahan secara konstruktif bagi diri dan lingkungannya.
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
Menghadapi masyarakat masa depan yang bercirikan perubahndibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas manusia yang dibutuhkan memiliki 3 ciri utama, ialah :
Pertama manusia yang sadar IPTEK adalah well informed, tahu banyak pengetahuan. Mapu mencerna informasi, dan mengolah informasi untuk diri dan masyarakatnya. Mampu menganalisis informasi segal perubahan guna menentukan sikap terhadap perubahan. Mampu belajar sepanjang hayat (life long learning) memiliki kamampuan nalar yang tinggi, kreatif, integratif-konsesional. Mapu mendayagunakan IPTEK, bahkan daapt memukan inovasi untuk menciptakan perubahan dan mengendalikannya.
Kedua, manusia kreatif adalah manusia ynag tidak terbawa oleh arus perubahan. Bukan manusia yang sekedar mampu menyesuaikan perubahan. Manusia kreatif mampu menciptakan perubahan, memiliki kemampuan yang kompetitif. Manusia kreatif, manusia yang inteligent, memiliki minat yang tinggi, imaginer, fleksibel, dan sensitif. Memiliki daya ingat yang tinggi dan dapat berpikir secara evaluatif . Dilihat dari sisi minat dan motivasinya, manusia kraetif mempunyai ciri selalu ingin tahu, gemar bermain ide, suka menghadapi tantangan. Dan dari sisi kepribadiannya, manusi kreatif bercirikan mandiri, terbuka dan tanggung jawab atas segala resiko tindakan yang diambilnaya, Mandiri sebagi ciri manusia kreatif, memiliki lima komponen utama, (1) bebas dalam arti tindakan atas kehendak sendiri, (2)progresif dan alet dalam mencapai prestasi, (3) berinisiatif, mampu berfikir dan bertindak secara orisisnil, (4) internal lacus of control (memiliki kemampuan mengendalikan diri), (5) self esteem-self confidence (memiliki harga diri dan kepercayaan diri) (Oetomo,1990).
Ketiga, manusia yang memiliki solidaritas-etis. Kompetitif merupakan ciri globalisasi, oleh karena itu manusia masa depan perlu memiliki solidaritas sosial. Memiliki rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan. Keunggulan kompetitif harus dilandasi oleh dan bermuara pada rasa tanggungjawab sosial. Tantangan terberat dalam globalisasi tidak lain adalah mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang merupakan identitas sebagi bangsa. Dikatakan tantangan terberat, oleh karena disisi lain manusia dituntut untuk memiliki wawasan global. Di dalam diri manusia dituntut untuk berwawasan internasional. Namun di pihak lain, dituntut agar tetap berpijak pada jati diri sebagai bangsa yang mandiri. Oleh karena itu, manusia akan berada pada posisi tarik-menarik dua kebudayaan yakni kebudayaan internasional versus kebudayaan nasional.
Menghadapi derasnya kebudayaan asing (Barat) sering identik dengan nilai materialistik. Fromn (1956) melihat kehancuran tata kehidupan manusia terlalu menekankan aspek materi dan melupakan ajaran agama adalah pangkal kehancuran umat manusia. (Jacob, dalam Effendi,1992).
Kajian solidaritas etnis sebagai kualitas manusia untuk mengahdapi masa depan, bertumpu pada kualitas kehidupan masyarakat. Dahlan (1992) kualitas kehidupan bermasyarakat meliputi (1) keserasian sosial, (2) kesetiakawanan, (3) disiplin sosial (4) kualitas komunikasi sosial (Dahlan dalam Effendi, 1992).
2. Pendidikan Masa Depan
Toffler menyebutkan masyarakat masa depan adalah masyarakat super industrial. Untuk menciptakan hal ini perlu ditentukan alternatif yang bermuatan asumsi tentang jenis pekerjaan, profesi yang diperlukan antara 20-50tahun yang akn datang. Dari sini akan dirumuskan keterampilan, kognitif, dan afektif yang dibutuhkan untuk menghadapi akselerasi perubahan. (Toffler,1970, dalam Koesdiyatinah,1987). Untuk mengantisipasi masa depan, Tilaar menyebutkan ada sepuluh kecenderungan pengembanagn sistem Pendidikan Nasional, yaitu : (1)pemerataan pendidikan, (2) Kurikulum yang relevan dengan pembangunan nasional, (3) proses belajar mandiri, (4) tenaga pendidikan yang profesional, (5) pendidikan pelatihan yang tetpadu, (6) pendidikan tinggi sebagi partner in progress. (7) pendidikan berkelanjutan, (8) pembiayaan yang memadai, (9)partisipasi masyarakat, (10) manajemen pendidikan yang efektif (Tilaar,1993).
Naisbit (1990) menekankan pentingnya pendidikan nilai bagi pendidikan masa depan. Hal ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan masa depan yang ditandai oleh berkembangnya bioteknologi. Kecenderungan di bidang bioteknologi ditandai oleh keberhasilan ilmuwan dalam memecahkan masalah DNA (Deoxyribonucleaid Acid) . Dibidang pertanian dikembangkan varietas Unggul, demikian pula dibidang peternakan.
Bagaimana menemukan varietas unggul untuk kehidupan manusia?
Masa depan merupakan masa yang kompleks bahkan kaum futurolog sudah tidak sanggup lagi meramalkan hari depan. (Soedjatmoko, dalam Utomo, 1990). Kalau demikian halnya, pendidikan masa depan harus mampu mendidik individu untuk dapat menghadapi kekompleks-an masa depan. Tujuan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan manusia yang dapat mengikuti keadaan masa depan.
Masa depan merupakan masa yang kompleks bahkan kaum futurolog sudah tidak sanggup lagi meramalkan hari depan. (Soedjatmoko, dalam Utomo, 1990). Kalau demikian halnya, pendidikan masa depan harus mampu mendidik individu untuk dapat menghadapi kekompleks-an masa depan. Tujuan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan manusia yang dapat mengikuti keadaan masa depan.
Tujuan pendidikan bukan melahirkan indivvidu yang terpragmentasi dalam bidang-bidang spesialisasi. Melainkan dapat mewujudkan individu yang utuh. Sebagaimana tujuan pendidikan dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab masyarakat dan kebangsaan.
Penerapan prinsip pendidikan seumur hidup akan berimplikasi pada perubahan kurikulum. Menurut Delker, sekolah perlu menawarkan pendidikan inti yang efektif yang diperlukan untuk belajar seumur hidup. Skager dan dave (1977) menyebutkan kriteria kurikulum sekolah untuk mendukung perkembangan seumur hidup sekolah. Yaitu : (1) kurikulum sekolah harus menganggap bahwa belajar adalah suatu proses yang terus-menerus, (2) kurikulum sekolah harus dipandang dalam konteks, belajar di rumah, masyarakat dan tempat belajar, (3) kurikulum sekolah mengakui interelasi beberapa subjek studi.(4) Kurikulum sekolah harus mengakui sekolah sebagai suatu agen dalam menajikan pendidikan dasar, (5) kurikulum sekolah perlu menekankan otodidak, (6) kurikulum sekolah mengingat kebutuhan individu (Skager dan dave,1977 dalam Cropley).
Sementara belajar untuk menghadapi perubahan menurut Biggs (1973) adalah (1) proses untuk memiliki dan mengalokasikan informasi, (2) proses untuk memiliki keterampilan tingkat tinggi menggeneralisasi, (3) proses memiliki strategi umum untuk memecahkan problema, (4) proses menetapkan tujuan belajarnya sendiri, (5) proses mangevaluasi hasil belajarnya sendiri, (6) motivasi yang terat dan (7) proses memiliki konsep yang tepat. (Biggs, 1977 dalam Cropley)
Menguasai Teknologi Era globalisasi diwarnai oleh persaingan. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai keunggulan kompetitif . Wardiman (1993) menyebutkan untuk mengatasi persaingan, dunia industri harus , (1) menguasai teknologi produksi, untuk mendapatkan kualitas produk yang tinggi, (2) menguasai teknologi produk agar dapat bersaing, (3) menguasai teknologi menajemen untuk mendapatkan harga yang layak,(4) mempunyai tenaga kerja yang terampil dalam proses produksi atau teknologi produk(wardiman,1993).
Somitro(1981)menyebutkan, mengingat konstelasi masyarakat kita ,dan melihat perkembangan masa depan, ada tiga teknologi yang harus dikebangkan,(1) teknologi maju, (2) teknologi adaptif dan (3) teknologi protektif.Teknologi maju masa depan adalah teknologi produksi exstratif dibidang metalurgy, teknologi imeral dan energi(nuklir).teknologi adaptif, teknologi yang bersumber dari penelitian negara maju yang diolah sesuai dengan kondisi masyarakat kita.teknologi protektif, teknologi perlindungan alam dan lingkungan(sumitro, 1981).
Selain peningkatan jumlah insinyur dalam pakar pakar dibidang ilmu murni, sujatmoko(1993) manuliskan universitas perlu menggembangkan disiplin ilmiah yang melandasi teknologi, seperti Solid State Physics dan matematika untuk mikro elektronika dan biologi mikro. (Soedjatmoko,1993). Lebih lanjut ia menyebutkan, teknologi yang paling besar dampaknya atas perkembangan masyarakat adalah bidang bio teknologi, mikro elektronika, informatika dan teknologi bahan (technology bahan)
Untuk mengimbangi kejutan masa depan, Toffler menawarkan strategi pemikatnya. Disebutkannya untuk mempertahankan keseimbangan selama terjadinya revolusi superindustrial adalah dengan menandingi penemuan baru (Toffler, 1970 dalam Koesdiyatinah,1987). Persoalannya untuk negara-negara miskin sarana dan prasarana riset dasar sangat tidak memadai, shingga penemuan-penemuan baru sangat langka adanya. Herman Kahn menyebutkan kegiatan R&D di negara miskin 2,5%, sementara di negara kaya 97,5%. (Rais,1993 dalam Tuhuleley,1993).
Untuk mengimbangi kejutan masa depan, Toffler menawarkan strategi pemikatnya. Disebutkannya untuk mempertahankan keseimbangan selama terjadinya revolusi superindustrial adalah dengan menandingi penemuan baru (Toffler, 1970 dalam Koesdiyatinah,1987). Persoalannya untuk negara-negara miskin sarana dan prasarana riset dasar sangat tidak memadai, shingga penemuan-penemuan baru sangat langka adanya. Herman Kahn menyebutkan kegiatan R&D di negara miskin 2,5%, sementara di negara kaya 97,5%. (Rais,1993 dalam Tuhuleley,1993).
3. Mengubah Kecenderungan
Menperhatikan dampak negatif teknologi, untuk mengantisipasi masa depan. Yacob (1993) menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi masa depan , perlu menguasai skenario masa depan yakni dengan mengubah kecenderungan masa depan. Untuk mengubah kecenderungan masa depan yang perlu dilakukan adalah :
a. Pembatasan pertumbuhan industri negara maju, atau menciptakan pertumbuhan batas dengan teknologi teratas, penemuan baru dalam teknologi, bahkan makanan, material, peningkatan ekoteknologi untuk mengendalikan pemanasan global dan pencemaran lingkungan.
b. Rehumanisasi IPTEK.
c. Desentralisasi teknologi dan dualisasi penghidupan.
d. Penggantian paradigma dengan mengembangkan nilai to be dan bukan hanya to have.
e. Revitalisasi dan modernisasipemahaman agama (Yacob,1993 dalam Tuhuleley, 1993)
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar