SALAMAIK DATANG

SALAMAIK DATANG DI BLOGNYO URANK AWAK, 100% ANAK MINANG ( HENDY_NKG )

Kamis, 29 September 2011

KONSEP-KONSEP DASAR PERKEMBANGAN REMAJA


KONSEP-KONSEP DASAR PERKEMBANGAN REMAJA
A.    Pengertian Perkembangan Dan Pertumbuhan
1.      Pengertian Perkembangan
Banyak pakar yang merumuskan pengertian perkembangan dengan pengertian dasar yang sama yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif untuk fungsi psikologis yang berlangsung secara terus-menerus kearah yang lebih baik/progresif yang disebut kematangan.
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa perkembangan mengandung arti sebagai berikut :
a.       Perubahan fungsi psikologis atau perubahan bersifat kualitatif, artinya perubahan dapat dilihat dari kemampuan bertingkahlaku lebih matang, baik tingkahlaku sosial, emosional, moral maupun intelektual.
b.      Perubahan itu merupakan proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Ini berarti bahwa perubahan pada perkembangan bukan terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat tetapi perubahan yang terjadi terus-menerus dan berkelanjutan serta bertahap-tahap sepanjang hidup manusia. Oleh karena itu, perkembangan (perubahan) pada tahap kehidupan (periode) sebelumnya mempengaruhi perkembangan pada periode yang sesudahnya. Apabila perkembangan pada masa anak sudah sempurna dalam arti bahwa perubahan tingkah laku sosial, emosional, dan intelektual mereka juga sempurna. Perkembangan periode remaja menentukan kesempurnaan pencapaian pada periode dewasa. Jika pada periode remaja, pencapaian kemampuan-kemampuan, bertingkah laku sosial, emosiodnal, moral dan intelektual sempurna, maka periode dewasa kematangan bertingkahlaku pada aspek-aspek tersebut dapat dicapai dengan sempurna.
c.       Perubahan yang mengarah kepada pencapaian kematangan. Kematangan adalah tercapainya kemampuan bertingkah laku secara fisik, sosial emosional, moral dan intelektual secara sempurna sesuai dengan tugas perkembangan pada periode perkembangan tertentu. Seorang remaja dikatakan mencapai kematangan  kalau ia mampu bertingkah laku sesuai dengan tugas-tugas perkembangan remaja.
2.      Pengertian Pertumbuhan
Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka  konsep pertumbuhan pun dibahas oleh banyak pakar. Mereka menyepakati bahwa pertumbuhan adalah perubahan pada diri individu yang bersifat fisik, dan dapat diukur secara kuantitatif, seperti perubahan tinggi badan yang dapat diukur dengan meter, perubahan berat badan yang dapat diukur dengan kilogram.
Namun, ada pakar yang mempergunakan istilah perkembangan dan pertumbuhan tidak terpilah-pilah seperti ini, tetapi memakai kedua istilah secara tumpang tindih. Misalnya untuk perubahan fisik mereka menyatakan sebagai perkembangan, dan perubahan psikologis menyebutkan perubahan. Namu sebagai seseorang yang sedang mempelajari perkembangan, sebaiknya mempergunakan istilah itu sebagaimana mestinya seperti yang telah dijelaskan diatas.

B.     Ciri-Ciri Khas Remaja yang Sedang Berkembang
Ciri-ciri khas remaja yang sedang berkembang cenderung digambarkan sebagai permunculan tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah, periode badai dan tekanan, tidak labil dan berbagai label buruk lainnya. Pendapat seperti ini cenderung dikemukakan oleh orang-orang yang memahami perubahan tingkah laku remaja dari kacamata atau pandangan negatif karena orang-orang itu kurang memahami apa yang sebenarnya terjadi pada remaja yang sedang berkembang. Menurut McCandles, 1970,Bezonsky, 1981, remaja memperlihatkan tingkah laku negatif karena lingkungan yang tidak memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Misalnya, orang dewasa belum menerima remaja sebagai individu yang lebih mandiri dalam menentukan atau mengarahkan diri mereka sendiri. Orang dewasa seharusnya menyadari bahwa remaja tidak ingin dituntut patuh kepada apasaja yang diinginkan orang tua atau orang dewasa lainnya, tetapi mereka butuh untuk dimandirikan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan mereka, dan dalam memecahkan masalah kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pada periode remaja, situasi psikologis, fisiologis dan budaya makin penting pengaruhnya terhadap perkembangan individu dibandingkan dengan pada perkembangan individu itu sebelum (anak-anak)  atau pada periode perkembangan sesudahnya (dewasa). Terjadinya kegelisahan atau stres pada masa remaja adalah karena sambutan lingkungan yang kurang menyokong, menghargai dan mengakui keberadaan mereka yang sedang berkembang. Budaya yang kacau menimbulkan kekacauan perkembangan emosi, sosial dan kognitif mereka sehingga dapat menimbulkan tingkah laku amoral.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tingkah laku negatif bukan merupakan ciri perkembangan remaja yang normal, tetapi remaja yang berkembang memperlihatkan kemampuan bertingkah laku yang positif. Remaja memang memperlihatkan tingkah laku yang khas sebagai tanda mereka berkembang sebagai remaja yang normal. Menurut Blair & Jones, 1964; Ramse, 1967; Mead,1970; Dusek,1977;Besonky,1981, sejumlah ciri khas perkembangan remaja sebagai berikut:
1.      Remaja mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan dengan periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya.pertumbuhan fisik pada permulaan pada remaja sangat cepat. Tulang-tulang mereka memanjang lebih cepat sehingga ukuran tinggi bertambah cepat. Otot-otot bertambah kuat dan membesar sehingga tubuh tampak makin besar dan kokoh. Terjadinya kedua perubahan diatas menyebabkan pekaian mereka cepat menjadi sempit dan pendek. Demikian juga dengan jantung, pencernaan, ginjal dan berbagai organ tubuh bagian dalam bertambah kuat dan berfungsi sempurna. Disamping itu, bagian tubuh yang selama ini belum aktif, misalnya fungsi organ seksual, akan menjadi lebih aktif berperan.
2.      Mempunyai energi yang melimpah secara fisik dan psikis yang mendorong mereka untuk berprestasi dan beraktifitas. Periode remaja merupakan periode yang paling kuat secara fisik dan kreatiif secara mental sapanjang periode kehidupan manusia. Oleh karena itu, periode remaja merukan periode paling tepat bagi sekolah untuk mengembangan potensi-potensi fisik dan psikis mereka dengan berbagai cara.
3.      Perhatian mereka lebih terarah kepada teman sebaya dan secara berangsur melepas diri dari keterkaitan dengan keluaga . ini berarti bahwa remaja tidak membutuhkan keluarga, tetapi sebaliknya mereka sangat membutuhkan bantuan, sokongan keluarga dalam membina hubungan dengan teman sebaya aktifitas berkelompok sangat besar peranannya dalam belajar remaja.
4.      Remaja memiliki keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis.
Pada periode remaja mulai timbul keinginan untuk akrab dengan lawan jenis, tempat menyatakan isi atau berbagai rasa. Guru hendaknya memahami hal ini dan membantu remaja memiliki keterampilan dan kemampuan untuk membina hubungan dengan lawan jenis.
5.      Periode idealis. Periode masa remaja merupakan periode terbentuknya keyakinan tentang kebenaran, keagamaan dan kebijaksanaan yang benar terjadi di masyarakat. Mereka ingin mengisi kekosongan ilmu dan keyakinan tentang tuujuan hidup yang merupakan filsafat hidup. Jika mereka akan mengalami perasaan aman dan nyaman secara psikologis.
6.      Menunjukan kemandirian. Remaja menunjukan keiginan untuk mengambil keputusan tentang diri mereka sendiri. Mereka ingin menentukan sendiri jurusan dan sekolah, karier, teman-teman yang ingin dijadikan teman akrab. Terjadi konflik dengan orang tua dan guru atau orang dewasa lainnya jika mereka menuntut remaja patuh terhadap keinginan mereka.
7.      Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa. Oleh karena itu, mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam hal penyesuaian diri untuk menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. oleh karena itu, mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam penyesuaian diri untuk menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. mereka binggung dalam menghadapi diri sendiri dan sikap orang-orang yang disekitar mereka yang kadang memperlakukan mereka sebagai anak, namun disisi lain menuntut mereka bertingkah laku dewasa. remaja menurut Kurt lewin (dikemukakan oleh Blair dan Jones, 1969) berada dalam kondisi binggung dalam melakukan peran. Pada waktu tertentu orang tua mereka menganggap mereka terlalu muda untuk terlibat dalam satu kegiatan (misalnya untuk menyetir mobil keluar kota) namun pada waktu lain diminta bertingkah laku sebagai orang dewasa, misalnya penganti ayah.diyakini bahwa ketidakmenentuan perlakukan orang dewasa terhadap remaja mengalami konflik peran dan menjadi sensitif atau mudah tersinggung dan kadang-kadang emosinya tidak stabil dan sulit diperkirakan tindakan mereka.
8.      Pencarian identitas diri. Pecarian identitas diri merupakan suatu kekhasan perkembangan remaja untuk mengatasi periode transisi seperti dikemukakan sebelumnya. Remaja ingin menjadi seseorang yang dianggap benar dalam menhadapi kehidupan ini. Oleh karena itu remaja memerlukan keyakinan hidup yang benar untuk mengarahkan mereka dalam bertingkah laku. Keyakinan hidup disebut filsafat hidup agar dapat mengfungsikan dirinya secara sosial, emosional, moral dan intelektual yang dapat menimbulkan kebahagiaan pada dirinya.
C.    Prinsip-prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan remaja adalah suatu kondisi yang berlangsung selama proses perkembangan berlangsung. Prinsip-prinsip perkembangan ini berlaku juga pada perkembangan semua orang dalam berbagai periode perkembangan.
Prinsip-prinsip perkembangan itu adalah :
1.      Prinsip kematangan
Kematangan remaja terdiri dari taraf kematangan kognitif, sosial dan emosional serta moral. Remaja yang matang secara kognitif mampu memahami konsep-konsep abstrak, seperti nilai kebenaran yang murni menghubungkan peristiwa sekarang dengan peristiwa yang akan datang. Demikian juga dengan kematangan sosial, emosional dan moral
2.      Prinsip kesatuan organisasi
Pada prinsip ini anak merupakan suatu kesatuan antara fisik dan psikis dan ketentuan komponen dari kedua unsur tersebut. Perkembangan aspek fisik atau psikis berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Setiap aspek tidak berkembang secara sendiri-sendiri tetapi perkembangan satu aspek berpengaruh terhadap aspek yang lain.

3.      Prinsip tempo dan irama perkembangan
Prinsip ini menyatakan bahwa remaja berkembang dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri. Setiap remaja memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda dengan remaja lain. Ada remaja yang cepat dan ada pula remaja yang lambat pertumbuhannya.
4.      Prinsip kesamaan pola
Prinsip ini mengemukakan bahwa anak sebagai manusia mengikuti pola umum yang sama dalam perkembangannya. Prinsip ini mempunyai beberepa implikasi dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a.       Pada umumnya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap remaja yang berumur kronologis sama.
b.      Dapat dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis tertentu.
c.       Dapat disediakan alat-alat permainan tertentu yang dapat digunakan dari generasi ke generasi berikutnya untuk anak sebaya.
5.      prinsip kontinuitas
menurut prinsip kontinuitas, perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya. Jika pada periode awal dapat dicapai dengan sempurna maka periode berikutnya dapat diselesaikan dengan baik. Begitu sebaliknya. Pada prinsip ini periode awal menentukan hasil pada periode selanjutnya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

lanjutkan perjuangan mu....
agiah taruih