KONSEP-KONSEP DASAR
PERKEMBANGAN REMAJA
A.
Pengertian
Perkembangan Dan Pertumbuhan
1.
Pengertian
Perkembangan
Banyak
pakar yang merumuskan pengertian perkembangan dengan pengertian dasar yang sama
yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif untuk
fungsi psikologis yang berlangsung secara terus-menerus kearah yang lebih
baik/progresif yang disebut kematangan.
Dari definisi diatas dapat dipahami
bahwa perkembangan mengandung arti sebagai berikut :
a. Perubahan
fungsi psikologis atau perubahan bersifat kualitatif, artinya perubahan dapat
dilihat dari kemampuan bertingkahlaku lebih matang, baik tingkahlaku sosial,
emosional, moral maupun intelektual.
b. Perubahan
itu merupakan proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Ini berarti bahwa
perubahan pada perkembangan bukan terjadi secara tiba-tiba dalam waktu yang
singkat tetapi perubahan yang terjadi terus-menerus dan berkelanjutan serta
bertahap-tahap sepanjang hidup manusia. Oleh karena itu, perkembangan
(perubahan) pada tahap kehidupan (periode) sebelumnya mempengaruhi perkembangan
pada periode yang sesudahnya. Apabila perkembangan pada masa anak sudah
sempurna dalam arti bahwa perubahan tingkah laku sosial, emosional, dan
intelektual mereka juga sempurna. Perkembangan periode remaja menentukan
kesempurnaan pencapaian pada periode dewasa. Jika pada periode remaja,
pencapaian kemampuan-kemampuan, bertingkah laku sosial, emosiodnal, moral dan
intelektual sempurna, maka periode dewasa kematangan bertingkahlaku pada
aspek-aspek tersebut dapat dicapai dengan sempurna.
c. Perubahan
yang mengarah kepada pencapaian kematangan. Kematangan adalah tercapainya
kemampuan bertingkah laku secara fisik, sosial emosional, moral dan intelektual
secara sempurna sesuai dengan tugas perkembangan pada periode perkembangan
tertentu. Seorang remaja dikatakan mencapai kematangan kalau ia mampu bertingkah laku sesuai dengan
tugas-tugas perkembangan remaja.
2.
Pengertian
Pertumbuhan
Sama
halnya dengan konsep perkembangan, maka
konsep pertumbuhan pun dibahas oleh banyak pakar. Mereka menyepakati
bahwa pertumbuhan adalah perubahan pada diri individu yang bersifat fisik, dan
dapat diukur secara kuantitatif, seperti perubahan tinggi badan yang dapat
diukur dengan meter, perubahan berat badan yang dapat diukur dengan kilogram.
Namun,
ada pakar yang mempergunakan istilah perkembangan dan pertumbuhan tidak
terpilah-pilah seperti ini, tetapi memakai kedua istilah secara tumpang tindih.
Misalnya untuk perubahan fisik mereka menyatakan sebagai perkembangan, dan perubahan
psikologis menyebutkan perubahan. Namu sebagai seseorang yang sedang
mempelajari perkembangan, sebaiknya mempergunakan istilah itu sebagaimana
mestinya seperti yang telah dijelaskan diatas.
B.
Ciri-Ciri
Khas Remaja yang Sedang Berkembang
Ciri-ciri khas remaja yang sedang
berkembang cenderung digambarkan sebagai permunculan tingkah laku yang negatif,
seperti suka melawan, gelisah, periode badai dan tekanan, tidak labil dan
berbagai label buruk lainnya. Pendapat seperti ini cenderung dikemukakan oleh
orang-orang yang memahami perubahan tingkah laku remaja dari kacamata atau
pandangan negatif karena orang-orang itu kurang memahami apa yang sebenarnya
terjadi pada remaja yang sedang berkembang. Menurut McCandles, 1970,Bezonsky,
1981, remaja memperlihatkan tingkah laku negatif karena lingkungan yang tidak
memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka.
Misalnya, orang dewasa belum menerima remaja sebagai individu yang lebih
mandiri dalam menentukan atau mengarahkan diri mereka sendiri. Orang dewasa
seharusnya menyadari bahwa remaja tidak ingin dituntut patuh kepada apasaja
yang diinginkan orang tua atau orang dewasa lainnya, tetapi mereka butuh untuk
dimandirikan dalam mengambil keputusan untuk kepentingan mereka, dan dalam
memecahkan masalah kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pada periode remaja, situasi
psikologis, fisiologis dan budaya makin penting pengaruhnya terhadap
perkembangan individu dibandingkan dengan pada perkembangan individu itu
sebelum (anak-anak) atau pada periode
perkembangan sesudahnya (dewasa). Terjadinya kegelisahan atau stres pada masa
remaja adalah karena sambutan lingkungan yang kurang menyokong, menghargai dan
mengakui keberadaan mereka yang sedang berkembang. Budaya yang kacau
menimbulkan kekacauan perkembangan emosi, sosial dan kognitif mereka sehingga
dapat menimbulkan tingkah laku amoral.
Dari penjelasan diatas dapat
dipahami bahwa tingkah laku negatif bukan merupakan ciri perkembangan remaja
yang normal, tetapi remaja yang berkembang memperlihatkan kemampuan bertingkah
laku yang positif. Remaja memang memperlihatkan tingkah laku yang khas sebagai
tanda mereka berkembang sebagai remaja yang normal. Menurut Blair & Jones,
1964; Ramse, 1967; Mead,1970; Dusek,1977;Besonky,1981, sejumlah ciri khas
perkembangan remaja sebagai berikut:
1. Remaja
mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan dengan
periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya.pertumbuhan fisik pada permulaan
pada remaja sangat cepat. Tulang-tulang mereka memanjang lebih cepat sehingga
ukuran tinggi bertambah cepat. Otot-otot bertambah kuat dan membesar sehingga
tubuh tampak makin besar dan kokoh. Terjadinya kedua perubahan diatas
menyebabkan pekaian mereka cepat menjadi sempit dan pendek. Demikian juga
dengan jantung, pencernaan, ginjal dan berbagai organ tubuh bagian dalam
bertambah kuat dan berfungsi sempurna. Disamping itu, bagian tubuh yang selama
ini belum aktif, misalnya fungsi organ seksual, akan menjadi lebih aktif
berperan.
2. Mempunyai
energi yang melimpah secara fisik dan psikis yang mendorong mereka untuk
berprestasi dan beraktifitas. Periode remaja merupakan periode yang paling kuat
secara fisik dan kreatiif secara mental sapanjang periode kehidupan manusia.
Oleh karena itu, periode remaja merukan periode paling tepat bagi sekolah untuk
mengembangan potensi-potensi fisik dan psikis mereka dengan berbagai cara.
3. Perhatian
mereka lebih terarah kepada teman sebaya dan secara berangsur melepas diri dari
keterkaitan dengan keluaga . ini berarti bahwa remaja tidak membutuhkan
keluarga, tetapi sebaliknya mereka sangat membutuhkan bantuan, sokongan
keluarga dalam membina hubungan dengan teman sebaya aktifitas berkelompok
sangat besar peranannya dalam belajar remaja.
4. Remaja
memiliki keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis.
Pada periode remaja
mulai timbul keinginan untuk akrab dengan lawan jenis, tempat menyatakan isi
atau berbagai rasa. Guru hendaknya memahami hal ini dan membantu remaja
memiliki keterampilan dan kemampuan untuk membina hubungan dengan lawan jenis.
5. Periode
idealis. Periode masa remaja merupakan periode terbentuknya keyakinan tentang
kebenaran, keagamaan dan kebijaksanaan yang benar terjadi di masyarakat. Mereka
ingin mengisi kekosongan ilmu dan keyakinan tentang tuujuan hidup yang
merupakan filsafat hidup. Jika mereka akan mengalami perasaan aman dan nyaman
secara psikologis.
6. Menunjukan
kemandirian. Remaja menunjukan keiginan untuk mengambil keputusan tentang diri
mereka sendiri. Mereka ingin menentukan sendiri jurusan dan sekolah, karier,
teman-teman yang ingin dijadikan teman akrab. Terjadi konflik dengan orang tua
dan guru atau orang dewasa lainnya jika mereka menuntut remaja patuh terhadap
keinginan mereka.
7. Berada
pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang
dewasa. Oleh karena itu, mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam hal
penyesuaian diri untuk menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. oleh karena
itu, mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam penyesuaian diri untuk
menempuh kehidupan sebagai orang dewasa. mereka binggung dalam menghadapi diri
sendiri dan sikap orang-orang yang disekitar mereka yang kadang memperlakukan
mereka sebagai anak, namun disisi lain menuntut mereka bertingkah laku dewasa.
remaja menurut Kurt lewin (dikemukakan oleh Blair dan Jones, 1969) berada dalam
kondisi binggung dalam melakukan peran. Pada waktu tertentu orang tua mereka
menganggap mereka terlalu muda untuk terlibat dalam satu kegiatan (misalnya
untuk menyetir mobil keluar kota) namun pada waktu lain diminta bertingkah laku
sebagai orang dewasa, misalnya penganti ayah.diyakini bahwa ketidakmenentuan
perlakukan orang dewasa terhadap remaja mengalami konflik peran dan menjadi
sensitif atau mudah tersinggung dan kadang-kadang emosinya tidak stabil dan
sulit diperkirakan tindakan mereka.
8. Pencarian
identitas diri. Pecarian identitas diri merupakan suatu kekhasan perkembangan
remaja untuk mengatasi periode transisi seperti dikemukakan sebelumnya. Remaja
ingin menjadi seseorang yang dianggap benar dalam menhadapi kehidupan ini. Oleh
karena itu remaja memerlukan keyakinan hidup yang benar untuk mengarahkan
mereka dalam bertingkah laku. Keyakinan hidup disebut filsafat hidup agar dapat
mengfungsikan dirinya secara sosial, emosional, moral dan intelektual yang
dapat menimbulkan kebahagiaan pada dirinya.
C.
Prinsip-prinsip
Perkembangan
Prinsip-prinsip perkembangan remaja
adalah suatu kondisi yang berlangsung selama proses perkembangan berlangsung.
Prinsip-prinsip perkembangan ini berlaku juga pada perkembangan semua orang
dalam berbagai periode perkembangan.
Prinsip-prinsip
perkembangan itu adalah :
1. Prinsip
kematangan
Kematangan remaja
terdiri dari taraf kematangan kognitif, sosial dan emosional serta moral.
Remaja yang matang secara kognitif mampu memahami konsep-konsep abstrak,
seperti nilai kebenaran yang murni menghubungkan peristiwa sekarang dengan
peristiwa yang akan datang. Demikian juga dengan kematangan sosial, emosional
dan moral
2. Prinsip
kesatuan organisasi
Pada prinsip ini anak
merupakan suatu kesatuan antara fisik dan psikis dan ketentuan komponen dari kedua
unsur tersebut. Perkembangan aspek fisik atau psikis berkaitan satu sama lain
dan saling mempengaruhi. Setiap aspek tidak berkembang secara sendiri-sendiri
tetapi perkembangan satu aspek berpengaruh terhadap aspek yang lain.
3. Prinsip
tempo dan irama perkembangan
Prinsip ini menyatakan
bahwa remaja berkembang dengan tempo dan irama perkembangan sendiri-sendiri.
Setiap remaja memiliki tempo dan irama perkembangan yang berbeda dengan remaja
lain. Ada remaja yang cepat dan ada pula remaja yang lambat pertumbuhannya.
4. Prinsip
kesamaan pola
Prinsip ini
mengemukakan bahwa anak sebagai manusia mengikuti pola umum yang sama dalam
perkembangannya. Prinsip ini mempunyai beberepa implikasi dalam pelaksanaan
pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Pada
umumnya pendidikan dapat dilaksanakan secara klasikal terhadap remaja yang
berumur kronologis sama.
b. Dapat
dilaksanakan keseragaman pendidikan untuk anak tingkat umur kronologis
tertentu.
c. Dapat
disediakan alat-alat permainan tertentu yang dapat digunakan dari generasi ke
generasi berikutnya untuk anak sebaya.
5. prinsip
kontinuitas
menurut prinsip
kontinuitas, perkembangan berlangsung secara terus menerus dan
berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal mempengaruhi pencapaian
perkembangan periode berikutnya. Jika pada periode awal dapat dicapai dengan
sempurna maka periode berikutnya dapat diselesaikan dengan baik. Begitu
sebaliknya. Pada prinsip ini periode awal menentukan hasil pada periode
selanjutnya.
1 komentar:
lanjutkan perjuangan mu....
agiah taruih
Posting Komentar